Rabu, 27 November 2013

MODEL PELAKSANAAN PERAWATAN



Keperawatan yang fungsional, tim keperawatan, perawatan total klien, dan keperawatan utama adalah model pemberian perawatan yang dikembangkan dalam upaya untuk menyeimbangkan kebutuhan klien dengan penyediaan dan keterampilan perawat. Kedua delegasi dan kemampuan komunikasi sangat penting untuk berhasil menindaklanjuti dengan model tertentu dalam pemberian perawatan. 


Keperawatan Fungsional
 
Keperawatan fungsional atau tugas keperawatan berkembang selama pertengahan 1940-an karena hilangnya RNS yang meninggalkan rumah untuk melayani di angkatan bersenjata selama Perang Dunia Kedua.  Kurangnya perawat untuk memberikan perawatan di rumah, rumah sakit digunakan lebih LPNs atau perawat kejuruan berlisensi dan UAP untuk merawat klien.
Ketika menerapkan keperawatan fungsional, fokusnya adalah pada tugas dan belum tentu perawatan klien holistik. Kebutuhan klien dikategorikan berdasarkan tugas, dan kemudian , ditugaskan untuk menjadi "terbaik orang untuk pekerjaan itu ".  Metode ini memperhitungkan sistem norma, set keterampilan dan ruang lingkup lisensi praktek masing-masing. 


Tim Keperawatan

Tim keperawatan tumbuh dari keperawatan fungsional.  Organisasi tim didasarkan pada jumlah staf yang tersedia dan campuran keterampilan dalam kelompok. Sebuah RN mengasumsikan peran pemimpin tim. Tim dapat terdiri dari lain RN, LPN, dan UAP. Pemimpin tim mengarahkan dan mengawasi tim, yang menyediakan perawatan klien. Tim tahu keadaan dan kebutuhan semua klien di tim. Pemimpin tim bertindak sebagai penghubung antara klien dan penyedia tenaga kesehatan atau dokter.
Untuk metode ini menjadi efektif, pemimpin tim membutuhkan delegasi dan keterampilan komunikasi yang kuat. Komunikasi di antara anggota tim dan manajer perawat menghindari duplikasi yang mempengaruhi kinerja keperawatan.


Total Care Client

Dalam model ini, satu RN mengasumsikan tanggung jawab merawat satu klien.  Ini sebagai penghubung langsung antara klien, keluarga, penyedia layanan kesehatan, dan anggota lain dari tim perawatan kesehatan. Model ini terlihat di daerah ketajaman tinggi seperti unit perawatan kritis, unit pemulihan, dan dalam unit persalinan.  Model ini membutuhkan RNS untuk terlibat dalam tugas-tugas non-keperawatan yang mungkin dilakuakan oleh individu tanpa tingkat pendidikan RN. 


Kesimpulan

Konsep delegasi bukanlah hal baru. Peran Delegasi sangat penting untuk hubungan RN-LPN dan RN-UAP. Keterampilan pribadi adalah prasyarat untuk delegasi. Sebelum perawat dapat mendelegasikan tugas kepada orang lain, ia harus mengetahui individu untuk memenuhi kebutuhannya.
Memahami konsep delegasi membantu perawat mengatur dan memprioritaskan perawatan klien. Mengenali staf dan kemampuan mereka dapat mempermudah dalam pendelegasian. Memahami Delegasi dan aplikasi yang tepat dari prinsip-prinsip delegasi yang dibutuhkan mempermudah dalam pelaksanaan berbagai model praktik keperawatan.


Referensi 
 
Whitehead, D. K., Weiss, S. A., & Tappen, R. M. (2010). Essential of Nursing Leadership Management. 5th ed. F.A Davis Company: Philadelphia. Page 126-128

Tidak ada komentar:

Posting Komentar